Rimbi temple is one of the relics from the classical period, namely the Shiva temple, because there are reliefs containing tantric teachings carved at the foot of the temple. An interesting fact here is that this temple has a Hinduistic style with another name, namely Cungkup Pulo, and the name of this forest is actually associated with the name of a puppet character named Arimbi, the wife of Werkudara (Bima). In addition, the relief of the temple has a total of 15 panels. Panel frames are alternately carved into two types: prominent frames and Padma flower decorations with geometric frames. This temple is situated at the foot of Mount Anjasmoro, on the outskirts of Mojowarno District, Jombang, East Java, on the edge of the highway. Interestingly, this temple is also located in an area surrounded by land.
The ruins of this temple building were discovered in the 19th century by Alfred Wallace because, at that time, he traveled to Wonosalam to collect various kinds of plants. This jungle temple as a whole is made of andesite stone, so you can still see what the original building looked like. It has not been changed though. It has been seen that this Rimbi temple has existed since the time of the Majapahit Kingdom with a variety of architectural styles. Although it looks like this temple has not been built properly, we can still see how the original formation of the temple was. An author, Agus Aris Munandar, in his book about the privileges of the temple during the Majapahit Kingdom, said that this typical group of temples became a popular style of building in the 13th–15th centuries AD.
Candi Rimbi merupakan salah satu peninggalan dari masa klasik yaitu candi Siwa, karena di kaki candi terdapat relief yang berisi ajaran tantra. Fakta menarik di sini adalah candi ini bercorak Hindu dengan nama lain yaitu Cungkup Pulo, dan nama rimbi ini sebenarnya diasosiasikan dengan nama seorang tokoh pewayangan bernama Arimbi, istri Werkudara (Bima). Candi rimbi menjadi tempat pendarmaan tribuana tunggal dewi ratu majapahit ketika 1329-1350 berdasarkan interpretasi terhadap temuan arca parwati berukuran besar yang kemudian menjadi arca utama di bagian inti grabaga. Selain itu, relief candi memiliki total 15 panel. Bingkai panel diukir secara bergantian menjadi dua jenis: bingkai menonjol dan hiasan bunga Padma dengan bingkai geometris. Candi ini terletak di kaki Gunung Anjasmoro, Desa Pulosari, Kecamatan Bareng di pinggiran Kabupaten Mojowarno, Jombang, Jawa Timur, di pinggir jalan raya. Menariknya, candi ini juga berada di kawasan yang dikelilingi daratan.
Reruntuhan bangunan candi ini ditemukan pada abad ke-19 oleh Alfred Wallace karena pada saat itu ia melakukan perjalanan ke Wonosalam untuk mengumpulkan berbagai jenis tanaman. Candi rimbi ini secara keseluruhan terbuat dari batu andesit dengan menara menghadap ke barat, denah dasar candi berbentuk bujur sangkar berukuran 13,24x9,10 m dan tinggi tersisa 12m. Bagian candi ini terdiri dari lapik candi yang hanya tersisa fasad utara dengan relung semu, dan atap candi yang sudah runtuh berdasarkan temuan arca ganesha. Pada bagian lapik candi diukir relief tantri garedia, sri tanjung dan sang setiawan sebanyak 51 panil. sehingga anda masih bisa melihat seperti apa bangunan aslinya. Itu belum diubah. Terlihat candi Rimbi ini sudah ada sejak zaman Kerajaan Majapahit dengan berbagai macam gaya arsitektur. Meski kelihatannya candi ini belum dibangun dengan baik, kita masih bisa melihat bagaimana bentuk asli candi tersebut. Seorang penulis, Agus Aris Munandar, dalam bukunya tentang keistimewaan candi pada masa Kerajaan Majapahit, mengatakan bahwa kelompok candi yang khas ini menjadi gaya bangunan yang populer pada abad ke-13-15 Masehi. Suaka peninggalan cagar budaya dan purbakala Jawa Timur melakukan tindakan pemugaran terhadap candi ini pada tahun 1994-1996.
