The Indonesian Islamic Museum Hasyim Asyari is an Islamic religious museum that was inaugurated on December 19, 2018, by President Joko Widodo.
A model of a pyramid is proudly displayed on the Museum building. At the front of the Indonesian Islamic Museum in Tebuireng, a monument of At-tauhid was built with 99 Asmaul Husna decorations and a fountain pool. There is a stone with a carving of Gus Dur's face in front of the Tauhid memorial as well. The museum on an area of 4.9 hectares was built at the initiative of the Caretaker of the Tebuireng Pesantren KH. Salahuddin Wahid or Gus Sholah.
As an educational tour, this museum provides information about the development of Islam in Indonesia. The museum contains stories, photos, and books about the process of Islam's arrival in the archipelago. This museum, which is expected to be a space for education, research, and recreation, was also established to present information related to the history of the development of Islam in Indonesia and its contribution to the achievements of the Indonesian nation. The collection of the Museum includes a variety of ancient manuscripts, artifacts, Islamic currency, inscriptions, ancient books, and other items that describe the journey and development of Islam in the archipelago.
The three floors of this museum contain a collection of the history of Islamic civilization in the archipelago. When the museum opens, visitors are only permitted on the first floor because it does not yet have the Ministry of Education Culture, research, and technology approval to operate fully. This museum is an area of transformation of knowledge about the history of the entry of Islam into Indonesia.
Museum Islam Indonesia Hasyim Asyari adalah sebuah museum agama Islam yang diresmikan pada tanggal 19 Desember 2018 oleh Presiden Joko Widodo.
Bangunan Museum berdiri gagah dengan model bangunan piramida. Pada bagian depan Museum Islam Indonesia di Tebuireng, dibangun sebuah monumen At-tauhid dengan hiasan 99 Asmaul Husna dan kolam air mancur berikan. Di depan monumen at Tauhid juga terdapat batu dengan ukiran wajah Gus Dur.
Museum di atas lahan 4,9 hektar tersebut dibangun atas inisiatif Pengasuh Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid atau Gus Sholah.
Sebagai wisata edukasi, museum ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang proses perkembangan agama Islam di Indonesia. Dalam museum, terdapat cerita, foto, dan buku-buku terkait proses masuknya Islam di nusantara. museum ini juga didirikan untuk menyajikan informasi terkait dengan Sejarah perkembangan agama Islam di Indonesia dan kontribusinya terhadap pencapaian bangsa Indonesia, dan diharapkan dapat menjadi ruang untuk pendidikan, penelitian dan rekreatif. Koleksi Museum berupa berbagai naskah kuno, artefak, mata uang Islam, prasasti, kitab-kitab kuno, dan lain-lain yang menggambarkan perjalanan dan perkembangan islam di wilayah nusantara
Tiga lantai di museum ini berisi koleksi tentang sejarah peradaban Islam di Nusantara. Karena belum mendapatkan izin dari Kemendikbud Ristek untuk beroperasi penuh, pada saat museum dibuka, pengunjung hanya diperbolehkan berada di lantai satu saja. Museum ini menjadi kawasan transformasi pengetahuan tentang sejarah masuknya Islam ke Indonesia.